Kini Lima Bulan Sudah Usiaku…







Usiaku telah
mencapai lima bulan, memang bulan-bulan awal pertumbuhan seorang bayi sungguh
luar biasa. Dari semula memiliki fungsi indra dan gerak tubuh yang terbatas, namun
kini fungsi indra dan gerak tubuh semakin meningkat. Alangkah senangnya diriku
setelah melewati tahapan bulan demi bulan karena pertumbuhan berat dan tinggiku
semakin meningkat hari demi hari.









Kini aku juga
telah sedikit memahami arti panggilan, tak jarang aku segera menoleh bila ada
yang memanggil namaku. Selain itu rangsangan seperti bunyi-bunyian dari mainan
giring-giring sudah bisa memfokuskan perhatianku. Aku juga semakin mengenal
orang-orang disekitarku terutama kedua orang tuaku. Aku sudah bisa mengajak
berkomunikasi walau dengan bahasa masing-masing. Namun kadang aku juga menolak
orang jika ia belum femilier bagiku, jangankan itu ibuku yang memakai helm saja
aku menolaknya karena seolah tidak mengenali.





Pertumbuhan
kakiku juga panjang, sebagaimana biasanya aku juga sering memainkan kedua kaki
dengan kedua jemariku, bahkan jika luput dari pantauan kedua orang tuaku aku
sering mengisap jempol kakiku secara bergantian. Banyak yang mengatakan bahwa kelak
aku akan menjadi orang yang memiliki postur tinggi. Kini aku sudah leluasa berguling
sendirian tanpa perlu dibantu lagi. Pergerakanku semakin lincah dan justru
memerlukan ekstra perhatian kedua orangtuaku. Dalam usiaku ini juga aku
mendapatkan imunisasi DPT, dan sekali lagi seperti bulan sebelumnya, aku
mengalami panas hingga dua hari dua malam sungguh tak membuat nyaman diriku.





Saat ini juga
aku seperti sudah merasakan bakal gigi susuku mulai tumbuh, aku sering mengulum
bibirku dan menggigitnya dengan guzi. Bahkan ikutan menggigit mainan dan teether sebagai bentuk adaptasi
rangsangan gatalnya pertumbuhan gigi baruku. Dan satu hal lagi adalah kebiasaanku
bercanda dan berceloteh dengan menjulurkan lidah yang runcing dan sepertinya hal
ini telah mengikuti kebiasaan canda ibuku. Fungsi pencernaanku mulai sempurna
atau mengalami perubahan, ditandai dengan BAB dalam dua atau tiga hari dan tidak
lagi sesering atau beberapa kali dalam sehari seperti pada bulan pertama hingga
ketiga usiaku.





Dan bulan ini
adalah bulan Ramadhan 1437 H/2016 M pertama yang aku lewati hidupku. Ibuku atas
saran ayahku tidak melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, dengan mempertimbangkan
bahwa aku masih sangat membutuhkan ASI yang banyak dari ibuku. Seperti juga
dahulu, ketika ibu mengandung aku di hamil mudanya pada Ramadhan 1436 H/2015 M,
ibu juga tidak berpuasa sebulan dengan mempertimbangkan aku masih janin yang baru
berkembang. Alhamdulillah kehadiranku telah membanggakan kedua orang tuaku. (*)





Kupang, 26 Juni 2016




©daonlontar.blogspot.com




Komentar