Sepuluh Tahun Bersama Telkomsel











Saya masih ingat di siang itu tanggal
19 Oktober 2004, ketika saya singgah membeli kartu perdana AS Telkomsel di kios
mini yang berada di Pintu II Universitas Hasanuddin Makassar (kini sudah
dipugar!). Tanpa basa-basi dan tanpa memilih nomer cantik, akhirnya nomer yang
diberikan penjual itu menjadi nomer yang telah saya gunakan sepuluh tahun
terakhir ini. Mungkin karena begitu masifnya iklan kartu As kala itu, jika dibandingkan
dengan operator lainnya, apalagi iklan kartu As waktu itu menawarkan yang
paling murah. Sehingga akhirnya saya memilih Kartu As. Dan hari itu menjadi
awal saya menggunakan media ponsel untuk pertama kalinya.




Untuk tahun tersebut saya masih
dikategorikan terlambat untuk memiliki ponsel, di saat teman-teman di kampus
sudah ramai menggunakannya. Semua tentu punya alasan untuk mulai menggunakan
ponsel, seperti untuk komunikasi yang lebih baik dengan keluarga, teman dan
pacar. Sebagai mahasiswa dengan uang saku terbatas saat itu, memiliki ponsel
merupakan hal istimewa. Kalau bukan alasan pekerjaan mengajar sebagai tentor
pada salah satu lembaga bimbel di Makassar, maka saya mungkin belum memutuskan
menggunakan ponsel. Karena bagaimanapun dalam melaksanakan tugas membutuhkan komunikasi
yang lancar, dengan hanya mengandalkan telepon rumah kosan tentu tidak praktis.
Akhirnya saya mengawali dengan menggunakan ponsel second. Dalam menggunakan ganget ponsel, saya belum terpengaruh
dengan berbagai penawaran ponsel, mungkin masih disesuaikan dengan kocek!. 




Saya menggunakan ponsel pertama dan
kedua adalah ponsel bekas atau ponsel second,
yang saat ini sudah sangat jadul. Namun anehnya harga ponsel second saat itu masih mahal, sedangkan
dengan harga yang sama saat ini dapat membeli ponsel yang sudah canggih. Saya
hanya memanfatkan fungsional minim dari sebuah ponsel yaitu bisa memanggil dan
menerima suara dan pesan, selebihnya belum merupakan sesuatu yang bermanfaat.
Apalagi dengan munculnya smartphone, yang bagi saya belum menjadi kebutuhan,
karena fungsi multitasking ponsel
pintar masih lebih baik jika dilakukan dengan gadget lain yaitu laptop.














Sementara itu untuk operator yang
saya gunakan sedari awal adalah Telkomsel. Sebagai sebuah perusahaan besar di
bidang telekomunikasi, Telkomsel hampir tak bermasalah dengan kompetitornya
secara frontal. Karena begitu menguasai seluruh kepulauan Indonesia dan merajai
pasar telekomunikasi nasional. Namun sayangnya dalam sepuluh tahun ini, saya
hanya sekali saja menerima ucapan terima kasih telah menjadi pelanggan setia Telkomsel
melalui SMS, dan selebihnya tak ada. Memang pada beberapa aspek Telkomsel
memanjakan penggunanya dengan bonus-bonus, tetapi pelanggan tidak hanya
membutuhkan hal itu saja, masih ada aspek emosional yang perlu diperhatikan
seperti peningkatan kualitas dan kepedulian. Di saat perusahaan-perusahaan
global begitu care dengan semua
pelanggannya yang setia secara individu, rupanya Telkomsel belum memaksimalkan
aset pelanggan ini, apa mungkin karena pelanggan sudah menembus angka maksimal,
sehingga seorang pelanggan seperti tak diperhatikan di antara jutaan pelanggan
yang telah dilayani. Bandingkan dengan beberapa perusahaan global yang begitu
menunjukan perhatian yang besar terhadap pelanggan setianya dari mengirimkan
ucapan selamat ulang tahun, memberikan sertifikat kepada pelanggan setia,
melakukan survey untuk menghasilkan fitur yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan hingga mengidentifikasi keluhan pelannggan dalam peningkatan kualitas
dan performance produk. 





Sejak membeli kartu perdana pertama
sepuluh tahun lalu, saya hanya menggunakan 4 ponsel yaitu Nokia 8210 dari 19 Oktober 2004 hingga 02 Desember 2004 ( 0 Tahun,
1 Bulan, 13 Hari), Nokia 5210 dari 03
Desember 2004 hingga 08 April 2007 (2 Tahun, 4 Bulan, 5 hari), Sony Ericsson K320i dari 09 April 2007
hingga 09 Januari 2012 (4 tahun, 9 Bulan, 0 Hari) dan Nokia E63 dari 10 Januari 2012 hingga saat ini 19 Oktober 2014 (2
Tahun, 9 Bulan, 9 Hari). Jadi saya hanyalah orang yang lebih memikirkan
fungsionalnya saja tanpa perlu gadget yang begitu banyak menawarkan berbagai
fungsi tetapi dalam realitasnya jarang digunakan. Dari 4 ponsel di atas, saya
mungkin sudah mengirim dan menerima ratusan ribu pesan teks, serta ratusan jam
memanggil dan menerima panggilan suara, demikian juga dengan beberapa gigabyte
data transfer untuk internet.





Hingga kini saya sudah empat kali mengganti
ponsel, dan sejak awal belum pernah mengganti nomer. Walau memang pernah ada juga
keinginan untuk mengganti nomer, namun sebagai sebuah pilihan sejak awal susah
untuk mengantikannya dengan nomer yang lain!. (*)





Kupang, 19 Oktober 2014

©daonlontar.blogspot.com




Komentar