Sebuah Hubungan Jarak Jauh











Entah
sejak kapan kata ini dipakai, hubungan
jarak jauh
atau dalam bahasa Inggrisnya long-distance
relationship
(LDR) atau dengan
tambahan kata romantis menjadi long-distance
romantic relationship
(LDRR).
Mungkin sudah setua dengan peradaban umat manusia, konon kabarnya Adam dan
Hawa, ketika diusir dari taman firdaus jatuh ke bumi secara terpisah dalam jarak
yang sangat jauh, dengan kontak batin mereka saling mencari keberadaan
masing-masing hingga kemudian waktu bisa kembali mempertemukan mereka. Demikian
juga berbagai kisah yang mengikuti di segala zaman, di kala sang kekasih
terpisah jauh oleh bentangan alam yang memupuk rasa rindu untuk saling bertemu.
Seperti sang pelaut yang berlayar jauh meninggalkan kekasihnya, sang prajurit
yang ditugaskan di medan tempur hingga sang pekerja yang mengadu nasib di
negeri orang.





Hingga
kini kisah ini masih terus berulang, takdir memisahkan sepasang kekasih
bermil-mil jauhnya melintasi daratan hingga menyeberangi samudra luas. Mereka bisa
saja dipisahkan oleh negera yang berbeda, budaya serta corak hidup yang berbeda
dan mengharapkan dipertemukan dalam satu pertemuan yang bisa melebur segala perbedaan.
Dari masa ketika belum ada sarana yang bisa mengkabari kekasih di tempat jauh, kemudian
ditemukan metode pengkabaran pesan melalui surat dan pos, hingga masa di abad
ke-19 diketemukannya sarana penghantar suara melalui telepon, membuat sepasang
kekasih bisa melepas kerinduan walau hanya melalui suara-suara kesepian.





Di
era modern saat ini, sepasang kekasih cenderung dipisahkan oleh domisili,
tuntutan ilmu, pekerjaan, tugas dinas dan lain-lain. Namun jarak geografis bisa
dilipat melalui kemajuan teknologi saat ini dari hanya SMS-an, saling menelpon,
menggunakan media sosial seperti facebook, twitter atau saling bertatap muka
melalui fasilitas skype misalnya. Kabarnya pasangan yang memiliki rutinitas untuk
saling menghubungi melalui media sosial dapat membantu menjaga dan memelihara
hubungan strategis jarak jauh. Untuk saling mengingatkan, memberi perhatian, memahami
perasaan masing-masing dan membangun keyakinan untuk hubungan masa depan. Memang
bukan hanya pasangan kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh, karena masih
ada hubungan lainnya seperti pertemanan, persahabatan hingga sanak keluarga.












Berbeda
dengan pasangan yang tidak menjalani hubungan jarak jauh, pasangan yang
menjalani hubungan jarak dekat tentu saja bisa saling melihat satu sama lain face to face hampir setiap harinya,
karena tidak ada halangan geografis apapun. Sedangkan yang mengalami hubungan
jarak jauh memiliki keterbatasan untuk saling memperhatikan satu sama lain. Ketika
terjadi pertemuan dengan kekasih yang lama tak dijumpai tentu energi akan bertumbuh
layaknya fusi yang bereaksi, sebagai bukti kerinduan yang terpenuhi. Kangen adalah rasa yang memang selayaknya dituntaskan
dengan saling bertemu, dan menjadi obat mujarab untuk penyakit yang acap kali
dinamakan malarindu (malaria karena
rindu). Beruntung jika pasangan
kekasih berada di garis lintang yang sama, karena berada di zona waktu yang
sama sehingga bisa berada di waktu aktivitas yang sama seperti bangun tidur,
makan siang hingga tidur malam, namun bagaimana dengan kekasih yang hidup di
belahan bumi yang lain yang tidak hanya terpisah oleh jarak tetapi juga
terpisah oleh waktu dan aktivitas yang berbeda.




Memang ada beberapa saran untuk
mereka yang sedang menjalani hubungan jarak jauh, untuk menghindari hal-hal
yang lazim bagi sebuah hubungan jarak jauh seperti kejenuhan. Hal yang perlu
diperhatikan adalah intensitas komunikasi yang di jaga, sharing hal-hal yang menarik, menghadirkan romantisme, menghindari
rasa cemburu, mendaulat kesetiaan, saling memahami, menghindari egoisme dan tentunya
mencari momen untuk bertemu. Sehingga jarak bukanlah sesuatu yang harus
ditakuti tetapi sesuatu yang bisa menumbuhkan rasa kasih sayang, saling
meluangkan waktu satu sama lain, untuk melakukan sesuatu yang tidak dilakukan
oleh hubungan jarak dekat.





Hubungan
jarak jauh memang telah menjadi perhatian, bahkan di Amerika Serikat ada Pusat
Pengkajian Hubungan Jarak Jauh atau The Center for the Study of Long
Distance Relationships
,
mengingat bahwa hubungan jarak jauh memang telah menjadi fenomena khusus, namun saat ini masih kurang kajian yang
berhubungan dengan hubungan jarak jauh itu sendiri atau masih interesting to study. (*)





Kupang, 27 Maret 2014

©daonlontar.blogspot.com




Komentar