Dari Agustus ke Agustus










Dari tahun ke tahun, dari Agustus ke Agustus. Berlahan-lahan disekeliling kita berganti.
Pelan atau cepat. Agustus adalah bulan ke delapan dalam tahun kelender Gregorian.
Agustus diambil dari nama Kaisar Romawi Octovianus Augustus. Sebelumnya Bulan
ini bernama Sextilis yang berarti
bulan ke enam dalam sepuluh bulan kelender asli Bangsa Romawi yang dimulai dari
Maret. Kemudian Bulan Januari dan Februari ditambahkan sebelum Bulan Maret
dalam tahun tersebut, sehingga bulan ke enam (sextilis) berubah menjadi bulan
ke delapan (Agustus).





Dalam memori kolektif Bangsa Indonesia bulan ini adalah bulan perayaan
kemerdekaan Republik Indonesia. Bulan yang selalu berhubungan dengan
bendera-bendera, umbul-umbul, pawai, kendaraan hias, lomba-lomba, hiasan kelas, lagu-lagu, film perjuangan, upacara bendera,
pameran pembangunan, gapura kampung 17-an dan berbagai pernak-pernik sosial budaya lainnya
yang membedakan bulan ini dengan bulan lainnya. Bulan di mana sang merah putih
berkibar di mana-mana, gedung-gedung pemerintahan di cat dengan dana yang sudah
disiapkan jauh hari. Trotoar dan marka jalan di cat hitam putih. Kendaraan roda
dua, roda empat dan angkutan memakai hiasan bendera kecil. Serta calon paskibraka
dengan kesibukannya menjelang persiapan upacara bendera.





Semua bentuk respek warga negara kepada eksistensi negara, hampir sama
dari tahun ke tahun. Namun ada yang selalu berubah, disadari atau tanpa disadari.
Jalan-jalan yang di pasang umbul-umbul itu tidak seperti jalan-jalan di dekade
yang lalu lagi, guru-guru yang menemani kala upacara bendera di sekolahan sudah
tiada, teman-teman seperjuangan dalam mengikuti lomba tujuh belasan agustusan
sudah berkelana entah kemana, rumah-rumah tetangga tempat dahulu bendera dinaikan
kini telah berganti penghuni, penjual bendera di pinggir jalan bukan orang yang
sama lagi, inspektur upacara juga sudah berganti, kini tak ada lagi ruang kelas
untuk dihiasi karena masa itu sudah terlewati. 





Kita telah mendewasa karena waktu. Orang-orang berubah menjadi tua,
lingkungan berubah, teman-teman silih berganti, seragam berubah corak,
gedung-gedung dirobohkan dan dibangun kembali, pepohonan telah mati atau
ditebang dan semuanya tak sama lagi. Agustus ke agustus sama rupanya dengan
tahun ke tahun meninggalkan cerita bersisa. Hilang dengan berlalunya waktu dan
terlupakan jika tak ada yang mengingatnya kembali atau menuliskannya. (*)





Kupang, 01 Agustus 2015

©daonlontar.blogspot.com







Komentar