Negeri di atas awan











Di masa kecil saya suka membaca majalah anak-anak dan menonton film
kartun di tv nasional saat itu. Sering saya temui berbagai kisah dan dongeng
tentang negeri di atas awan. Satu kisah yang paling diingat adalah benih
tanaman yang diberikan seorang nenek tua yang baik hati kepada seorang gadis
cantik untuk ditanam. Benih tersebut akhirnya tumbuh dan terus menjulang ke
atas menembus awan dan memperlihatkan sebuah negeri di atas awan. Inilah
gambaran fantasi sejak zaman nenek moyang, tentang harapan umat manusia bisa
menembus dan menyentuh awan. Bukan sekedar mitos, kini kita juga mempunyai
kesempatan sejenak berada di atas awan, sebuah negeri di atas awan.





Memang dibeberapa tempat, dengan mendaki ke ketinggian, kita bisa melihat
lanskap pemandangan hamparan awan. Namun kesempatan kali ini saya melihat
sebuah pemandangan menakjubkan tentang negeri di atas awan dari udara, dari
pesona lautan awan yang tak ada tepinya selama perjalanan ± 40 menit. Dalam
penerbangan domestik ini, saya menyaksikan kumpulan awan sejauh mata memandang.
Pemandangan yang jarang ditemui, karena dalam beberapa penerbangan belum tentu
kita mendapatkan pemandangan seperti ini, sangat tergantung dari keberadaan
pesawat yang ditumpangi, ketinggian jelajah, waktu, suhu, cuaca dan berbagai
faktor lainnya. Awan sebagai massa yang terdiri dari tetesan air dan kristal
beku menggantung di atas permukaan bumi. Sehingga kumpulan awan yang rapat ini,
seperti kasur kapas yang empuk dan memperlihatkan beberapa lembah dan juga
gundukan, seolah menjadi sebuah daratan di negeri yang putih mengkilap. Seakan
ingin merebahkan tubuh dan berbaring sambil menghayalkan pikiran ke tempat
terjauh dan terdalam, dari tempat saya mengawang. Tak ada harga lebih untuk
bisa berada di atas awan, hanya diperlukan beberapa turbelensi untuk bisa menembus
awan dan turun dari awan.








Layaknya menjadi negeri utopia, di mana ide dan jiwa bisa tinggal di
negeri di atas awan, ingin melepaskan seluruh beban yang kita pikul di atas
bumi. Negeri di atas awan seperti menjadi tempat yang dijanjikan. Walau negeri
di atas awan hanya bualan saja, tetapi bisa menentramkan hati, bahwa negeri di
atas awan hanyalah tempat melambungkan harapan-harapan bukan tempat untuk
ditinggali. (*)





Di atas Laut Sawu, 26 Agustus
2015

©daonlontar.blogspot.com










Komentar