Alhamdulillah, Tiga Bulan Pertamaku!




Aku sudah berusia 3 bulan sekarang,
sudah seperempat tahun masaku. Menurut buku petunjuk pengasuhan bayi, aku sudah
boleh dibawa keluar rumah mengenal lingkungan tempat tinggal disekitarku. Aku
juga sudah mengenal bagian tubuhku, aku selalu memperhatikan jemariku dengan
seksama, mengengamnnya, menguncangkannya dan seolah mulai berhitung, dan
berhitung sepertinya adalah pengalaman manusia sejak dilahirkan. Sejak bulan
kedua aku memang suka memasukan jari di dalam mulutku, hingga kini aku bisa
memasukan keempat jari dalam mulutku dan bergantian jari kanan dan kiri. Sekarang
mulutku juga sering mengeluarkan sedikit lidah seperti menyusu, memainkan lidah
seperti bercanda dan itu membuat orang tuaku tertawa.







Di luar perkiraan orang tua, aku sudah
pandai menonton tivi. Jika aku sedang menangis kadang dengan mendudukkan aku
dalam gendongan atau membaringkan aku menyamping sehingga aku bisa melihat
televisi maka aku sejenak terdiam dan serius mengamati warna-warni pancaran
tivi. Walau sebenarnya melihat kotak itu tidak baik bagi kesehatan mata bayi.
Bersamaan dengan itu aspek kognitif dan afektifku mulai berkembang, aku sudah
sering mengajak ngobrol dengan orang-orang terdekatku dan juga mulai merasakan
empati dari belaiaan kedua orang tuaku. Aku juga sudah melewati satu tahapan
syiar agama, di mana aku sudah ditebus dengan seekor kambing jantan atau
aqiqah. Kini aku telah menyandang nama muslimah yang cantik, semoga secantik
isteri Rasulullah.





Aku hingga saat ini masih berusaha
untuk menggulingkan badan, walau dengan susah payah aku belum bisa tengkurap. Aku
baru saja belajar menegakkan kepala, karena kurang bimbingan orang tua aku
terbilang terlambat untuk bisa duduk dalam gendongan dan menegakkan kepala,
mungkin karena orang tua masih terbilang takut merawatku ibaratnya masih
melihatku sebagai gelas kaca. Bantal guling mungil yang selama ini hanya
menjadi aksesoris tempat tidurku, kini sudah menjadi mainanku. Aku sudah bisa
memeluk guling bahkan meletakkannya melintang ditubuhku serta memainkan temali
bantal. Selain bantal aku juga sudah bisa bermain dengan menguncangkan
boneka-bonekaku. Aku di tahapan bulan ini sering juga mengalami perubahan
siklus, kata oma dan beberapa orang lainnya aku melewati tahapan bulan atau beda bulan, sehingga beda apa yang aku
lakukan, seperti menangis tanpa ada suatu sebab hingga mau mengobrol dengan
orang tuaku hingga malam begitu larut. (*)





Kupang, 26 April 2016


©daonlontar.blogspot.com









Komentar