Alhamdulillah Delapan Bulan Usiaku…




Menurut orang delapan adalah angka sempurna, karena tak ada
garis yang terputus. Aku kini sudah berusia delapan bulan, sebagai seorang bayi
telah berevolusi dari tak berdaya sebagai bayi mungil pendiam, kini aku menjadi
bayi aktif yang sedang menikmati masa pertumbuhannya.
Kisah di satu bulan ini dimulai ketika aku bisa bertemu dengan seorang doktor peneliti dari Osaka University
bernama Yoshin
ari Morita. Beliau sedang melakukan riset di Timor
dan semoga aku bisa sepertinya kelak, yang memiliki pengalaman kerja lingkup
internasional.







kini daya gerakku semakin lincah. Aku sudah bisa melakukan gerakan dari posisi berbaring ke
posisi duduk. Gerakanku bukan lagi level merayap, tetapi sudah merangkak dengan
kecepatan yang semakin meningkat. A
ku sudah bisa
menunju
kkan ekspresi kegirangan dengan melonjak-lonjak di saat
tengkurap dan kemudian hingga akhir bulan
ini, aku sudah bisa melonjak-lonjak dengan posisi duduk. Aku bisa mengekspresikan suasana hatiku dengan celotehan-celotehan
lucuku, kadang hanya ekspresi gumaman pelan hingga seperti keadaan sedang
mengomel dan mencak-mencak. Di kala lain aku sering kedapatan kedua orangtuaku
bergumam berirama seperti benyanyi sendirian menghibur diri. Kalau lagi girangnya aku suka membuat berantakan, ciri khas bayi yang sedang melakukan ekspolrasi.










Kabar gembiranya, aku baru bisa mulai makan makanan tambahan di saat usiaku beranjak dari tujuh bulan. Aku tidak diberikan makanan instan tetapi hasil olahan ibuku
sendiri, seperti bubur dengan campuran kentang, wortel, marungga dan
sayur-sayuran lainnya serta daging, ikan dan telur ayam kampung. Demikian juga dengan bulan ini, aku juga sudah bisa minum air dengan menggunakan gelas, ukuran bibir
dan mulutku sudah memungkinkan menggunakan gelas
. Memang begitu susahnya memberikan
makanan bayi padaku, ada saja hambatannya. Dari aku yang enggan makan sama
sekali, harus dirayu, bermain sambil makan, nonton sambil makan atau bercerita
sambil makan, dengan posisi makan tidur beralaskan bantal.





Diusiaku ini aku sudah diajak refresing seperti ke car free day (CFD) di Jalan Eltari
Kupang dan Mall Ramayana Kupang. Dan aku kelihatannya senang berada di mall dan
berada di jajaran pakaian anak-anak yang indah dan mencolok. Serta aku juga
sudah merasakan bermain di arena permainan di mall, salah satunya mengendarai
dolpin yang lucu. Selain itu aku juga sudah sangat menyukai vidio kartun
anak-anak yang didownload dari youtube dan dimainkan di televisi. Lagu-lagu di
vidio Bibitsku menjadi teman bermainku,
begitu mendengar aku melonjak-lonjak, kadang dengan bertepuk tangan, juga
dengan tangan yang bergoyang-goyang ke depan dan ke atas. Lagu-lagu di vidio Bibitsku juga dijadikan sebagai tontonan
di saat makan.















Di akhir
umurku delapan bulan, telah muncul satu unit dari gigi
seri tengah kiri bagian bawah dan ini menjadi pengalaman emosionalku, aku
seperti mengalami masa sensitif, seperti rasa kesal dengan mengusap wajah
karena bosan, demikian juga berpengaruh pada waktu tidur di luar tidur malam
yang singkat atau segera bangun dengan tidur hanya kisaran 5-15 menitan, juga disertai
dengan selera makan yang turun. Bagian lainnya adalah aku sudah mengerti jika
merasa sendiri dan sudah mengerti jika ditinggalkan maka aku seraya akan
menangis.









Di saat
fungsi-fungsi indraku sudah mulai berkembang dengan pesat, aku sudah berinteraksi
dengan dunia luar melalui perabaanku, penglihatanku, pendengaranku, penciumanku
dan pengecapanku. Namun yang lebih dominan adalah indra pengecapanku yang ingin
mengukur segala sesuatu dengan lidah, bahkan aku ingin memasukan apa saja yang
kutemui ke dalam mulutku, untuk sekedar bisa merasakan tekstur dan rasa dari
mainan, remote tv hingga ujung sudut rak televisi. Demikian juga logikaku
sekali lagi bisa memahami prinsip sebab akibat, seperti gulungan karpet aku
kendalikan bisa berdampak pada lipatan karpet pada ujung yang lainnya, sama
pemahaman ku tentang fungsi remote dan televisi. Selain itu aku sudah mengerti
tentang larangan, ketika aku merangkak terlalu jauh dan orangtuaku melarang,
aku akan segera menoleh, tersenyum dan tertawa namun terus melanjutkan gerak rangkakku.
Dengan genggaman dan jemari yang semakin kuat, aku kini suka mencakar walau
rutin memangkas kuku, biasanya orangtuaku sering mendapatkan cakaran hangat
dariku, tetapi mereka tetap menyayangiku. Kini dengan usiaku sekarang aku sudah
memiliki tinggi 70 centimeter.





















Selain rasa gelisah dan tangis yang menemani pertumbuhanku, senyumanku
semakin menawan hati. Tangisku karena berbagai hal seperti rasa gelisah hingga
kejedot dapat berhenti dengan digendong dan sepersekian detik bisa menjadi tawa
kembali. Waktu bangunku hampir 80 persen diisi dengan bermain, dan 20 persen
menyusu, makan dan atau diam tanpa berbuat apa-apa. Dalam bermainku aku sering
menunjukan rasa excited yang
berlebihan, kalo menurut orang kupang “gigi asam” yaitu ekspresi dengan
menegangkan seluruh tubuh dengan gigi atau gusi padaku terkatup rapat. Lain lagi
soal tidur yang semakin menujukan tipe tidurku, aku bisa tidur malam dengan lelap
dengan gaya suka-suka, namun yang lebih dominan adalah tidur menyamping ke
kiri, mungkin terbawa dengan posisi tidur pewe ibu ketika sedang mengandung
diriku. (*)




Kuta, 26 September 2016


©daonlontar.blogspot.com




Komentar