Alhamdulilah 1 tahun usiaku







Kini telah satu tahun usiaku. Tak ada perayaan megah hanya bersama ayah dan ibu serta mainan-mainan yang selama ini menemaniku, cukup dengan sebuah kue ulang tahun, yang ternyata
kemudian hanya dihabiskan oleh kedua orangtua dan aku hanya menikmatinya
sedikit
. Ada peristiwa lucu di kala harus meniup kue ulang tahun, aku
ingin menghindar dan pergi karena ada perasaan takut melihat nyala api lilin
atau mungkin karena kuenya, namun akhirnya lilinpun dapat dipadamkan dan kami semuan
bahagia sudah melewati waktu satu tahun dikehidupan awalku ini.




Aku sudah mulai bermain dengan cahaya-cahaya yang masuk kedalam kamar di pagi hari, dengan tangan yang menerpa sinar matahari, aku seperti ingin
mengengamnya, karena nalarku mulai melihat semua dengan rasa keingintahuan yang
tinggi. Saat ini waktu tidurku semakin sedikit dan waktu bermainku semakin
banyak. Aku sudah begitu lincahnya naik dan turun tempat tidur, makan sambil
berpindah-pindah tempat yang membuat ibuku kebingungan, merangkak dengan
lincahnya hingga berjalan dengan medorong kursi di rumah oma. Sayangnya diusiaku
satu tahun ini aku belum sepenuhnya percaya diri untuk berjalan sendirian. Aku
sudah bisa berdiri sepersekian detik tapi aku kemudian duduk kembali dan belum
bisa melangkah walau selangkahpun, dan rupanya terus membutuhkan bimbingan
untuk belajar berjalan.









ketika ingin berlari dari kue ulang tahun







mengamati lemari buku ayah





Aku juga sudah
femilier dengan gadget baik untuk
bermain maupun hiburan, karena sering melihat kedua orangtuaku memanggil atau
menerima telepon, maka aku juga sering menunjukkan gestur sedang menelepon
sambil ngomong ngalor ngidul tidak jelas, begitu ada sedikit gerakan tiruan
menelepon oleh kedua orangtuaku, maka seketika itu aku segera  menanggapinya dengan berbicara menggunakan
sarana yang ada dalam genggamanku. Memang apapun bisa menjadi media telpon dari
kaus kaki ayah, gelas, lego hingga hanger pakaian dapat dijadikan gadget handphone. Dengan menempatkannya di telinga kanan sambil
mengeluarkan bahasa hallo “baba.... baba.... 
apata….
apata…”
 berkali-kali. Masih
ada hal lucu lainnya yaitu kebiasaan
menelepon oma melalui video call di handphone, dan kadang membalikkan gadget
untuk melihat apakah oma sedang berada balik layar
gadget, karena mengira oma sedang bersembunyi
dibelakangnya
. Demikian juga dengan melihat lembaran foto, selalu melihat disisi belakangnya,
karena aku
masih terus mengira bahwa apa yang nampak dalam foto selalu ada dibelakangnya atau sedang bersembunyi.





Aku sudah bisa
menikmati beragam makanan, dengan modal gigi seadanya, aku sudah mengunyah
macam-macam biskuit, macam buah-buahan, pentolan bakso, hingga gorengan. Memang
aku semakin mendewasa dalam beberapa hal, dikala ibu sedang membuat gorengan,
maka aku sudah bisa duduk bersila menunggu dan menikmati penganan hangat yang
baru diangkat dari penggorengan dan makan bersama kedua orang tua. Kebetulan juga di bulan ini sudah bertumbuh lagi dua gigi di bagian bawah sepasang kiri dan
kanan
, sehingga bagian bawah sudah terdapat 4 gigi menyeimbangkan 4 gigi
bagian atas. Semakin bertambah bulan-bulan yang aku lalui, maka semakin
tinggi aktivitas yang aku jalani dan  bulan-bulan terakhir adalah bulan yang paling sibuk
bagiku.







duduk santai di buffet





Ada lagi hal-hal
baru yang aku lakukan, misalnya saat bangun tidur
langsung ngobrol
padahal biasanya aku bangun dengan tangisan, sekali pernah kejadian langsung bangun ngobrol dan tertidur
lagi seakan menyambung
cerita apa yang sedang dimimpikan dan itu menjadi
cerita lucu kedua orangtuaku. Suatu waktu juga aku kedapatan sedang bertepuk tangan dalam pembaringan, sedangkan diriku masih pulas di alam tidur, entah apa yang aku
soraki dalam bunga tidurku.
Selain itu kebiasaan
baruku saat ini, adalah s
uka mengigit dan meninggalkan bekas biru
gigitan

di lokasi-lokasi favorit yaitu lengan ayahku, paha dan punggung ibuku. Dan juga
bila ibu sedang tertidur maka aku sering sekali menganggunya dengan berguling
kesana kemari ditubuh ibuku. Disamping itu kebiasaanku memanjat tubuh
orangtuaku semakin lincah saja, demikian juga dengan permainan yang aku sukai
yaitu dikejar-kejar, yang mana ayah mengendongku dan berlari sambil dikejar ibu
dari belakang, atau dicari-cari dan bersembunyi dalam gendongan kekiri dan
kekanan. Beberapa kebiasaanku di awal-awal bulan yang hilang, kini aku k
embali mengulangnya, yaitu mengeluarkan udara lewat mulut
yang tertutup rapat.





Kini aku sedang
belajar menjentikan jari, bahkan mulai menirukan suara apa yang didengar dan juga melakukan apa yang
dilakukan oleh kedua orang tuaku.
Disamping itu aku sudah sering-sering menunjukkan suatu benda yang diinginkan, dan bila tak dikabulkan aku akan memangis, jurus ampuh
sejak aku dilahirkan. Demikianlah kisah diusiaku yang telah mencapai satu tahun
ini. (*)





Kupang, 26 Januari 2016


©daonlontar.blogspot.com









Komentar